Jumat, 28 Juli 2023

Pengertian dan Contoh Asesmen Pada Ranah Afektif

Setelah ditulisan lalu kita membahas assessment kognitif maka selanjutnya kita akan membahas assessment yang juga harus dilakukan oleh seorang guru kepada siswa. Dan jangan menjadikan assessment kognitif satu-satunya assement penilai keberhasilan siswa seperti layaknya nilai paten pada hasil USBN atau US.

Pengertian Afektif

Menurut Nana Sudjana (2004:53), ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Menurut David R. Krathwohl, afektif merupakan perilaku yang memberatkan perasaan, emosi, atau derajat tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek. Menurut Syamsu Yusuf, afektif adalah tingkah laku yang mengandung penghayatan suatu emosi atau perasaan tertentu. Menurut Popham, afektif disebut juga sebagai ranah yang menentukan tingkat keberhasilan seseorang.

Sehingga dari pengertian diatas saya dapat menyimpulkan Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap, nilai, dan perilaku yang memberatkan perasaan, emosi, atau tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek, dan tingkah laku yang mengandung penghayatan suatu emosi atau perasaan tertentu, yang menentukan tingkat kesuksesan.

Karakteristik ranah afektif

Ada beberapa janis karakteristik tipe afektif yaitu, sikap, minat, konsep diri, dan moral.

1. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap objek. Adapun komponen sikap menurut A. Ahmadi (2009:151-152) dalam Arifin (2015:127-128 sebagai berikut :

 a.) Aspek Kognitif: aspek ini dilihat dari pengolahan, pengalaman, serta keyakinan seseorang terhadap objek tertentu. b) Aspek Afektif: dilihat dari proses yang berkaitan dengan perasaan tertentu seseorang seperti rasa takut, cemas, empati, dengki yang ditunjukan seseorang terhadap sesuatu objek tertentu. c)Aspek Kognitif: berupa proses keinginan seseorang untuk berbuat suatu hal terhadap objek yang ada.

Contoh sikap adalah sebagai berikut:

Adit datang tepat waktu setiap hari ke Sekolah

Nana mengakui kesalahannya ketika tidak sengaja menjatohkan vas bunga

2. Minat menurut Matondang (2018:26) adalah ketertarikan, keterlibatan sepenuhnya seseorang pada bidang studi tertentu dan merasa suka, senang mempelajari materi itu untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baru. 

        Contoh minat adalah sebagai berikut:

a. Adi memiliki minat pada seni di bidang melukis

b. Sejak kecil Didi selalu diajak ayahnya untuk berwisata alam. Karena kebiasaan itu membuat Didi menyukai untuk berpetualang khususnya pada kegiatan naik gunung. Hobinya mendaki gunung, membuat Didi inigin bisa mendaki seluruh gunung yang ada di Indonesia.

3. Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Adapun komponen dari konsep diri adalah sebagai berikut:

a)Komponen Kognitif, disebut sebagai komponen citra diri self image adalah komponenyang memiliki keterkaitan langsung dengan pikiran dan cara menggunakannya.

b) Komponen Afektif, lebih sering disebut sebagai harga diri atau self esteem. Komponen self concept ini adalah komponen kedua yang memiliki keterkaitan erat dengan perasaan. Self esteem atau harga diri memiliki beberapa aspek, meliputi aspek perasaan, penerimaan diri, penyesuaian dirinya, penghargaan, dan pujian

Contoh minat adalah sebagai berikut:

a. Nina merasa kesulitan mengikuti pembelajaran matematika

b. Saya mampu membuat karangan dengan baik

4. Nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan (Tyler, 1973:7).

Contoh minat adalah sebagai berikut:

Nanda yakin bahwa dengan ikut bimbingan belajar nanda akan diterima di perguruan tinggi.

5. Moral menurut Bahar (2019:69) adalah seperangkat nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku masyarakat, kebiasaan perbuatan baik dan buruk yang lebih diorientasikan kepada perbuatan atau perilaku manusia.

Tingkatan Ranah Afektif

Menurut Krathwohl (1961) tingkatan dalam ranah afektif ada lima, yaitu: receiving, responding, valuing, organization, dan characterization.

1. Receiving (menerima). Sikap mau menerima merupakan sikap dengan jenjang yang paling rendah. Seseorang yang bersikap mau menerima, minimal ia tidak menolak terhadap suatu stimulus atau objek tertentu.

2. Responding (merespon). Merespon merupakan partisipasi aktif peserta didik, sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena, tetapi ikut bereaksi. Satu tingkat lebih tinggi dari sekedar mau menerima yaitu mau menanggapi.

3. Valuing (menilai). Sikap menghargai ditunjukkan dengan adanya perhatian yang mendalam, memprakarsai suatu kegiatan, menunjukkan sikap yakin dan mau bekerja sama.

4. Organization. Sikap mau melibatkan diri pada taraf ini diperlihatkan dengan mau melibatkan diri secara aktif, bertanggung jawab tenaga, pikiran untuk sesuatu yang telah diyakini.

5. Characterization (karakterisasi). Karakterisasi merupakan tingkat ranah afektif tertinggi, pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada suatu waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.

 Contoh kata kerja operasional afektif:

Menerima (Al): Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut, Mematuhi, Meminati.

Menanggapi (A2): Menjawab, Mem bantu, Mengajukan, Mengkompromikan, Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak.

Menilai (A3): Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Memperjelas, Mengusulkan, Menekankan, Menyumbang.

Mengelola (A4): Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan, Mengkombinasikan, Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat, Memadukan,Mengelola, Menegosiasi, Merembuk.

Salah satu bentuk keterampilan afektif adalah apabila peserta didik menulis atau memberikan suatu pujian sebagai respon terhadap siswa lain yang telah melakukan kegiatan yang positip atau memperoleh prestasi tertentu

Jenis Non Tes untuk ranah Afektif

Observasi.

Menurut (Morissan,2017:143) Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra sebagai alat bantu utamanya.

Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan- bahan keterangan yang dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

Questioner

Wasis (2006) Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan oleh peneliti. Pengumpulan kuesioner ini ada dua macam, yaitu kuesioner terbuka dan tertutup.

Skala sikap

Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun objek tertentu.

Skala SIKAP UNTUK pengukuran afektif dibagi menjadi 4:

1.     1. Skala likert,

Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, perseprsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.



SS= SANGAT SETUJU

S = SETUJU

N = NETRAL

TS = TIDAK SETUJU

STS = SANGAT TIDAK SETUJU

 

2.     2. Skala GUTTMAN,

Dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.



alternatiif jawaban berupa "ya-tidak" "benar-salah" "pernahtidak

pernah" "positif-negatif" dan lain-lain.

 3.       Semantic deferensial.

Skala deffrensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.

 

4.     4. Skala Thurstone.

merupakan skala yang banyak dipakai bagi peneliti di bidang psikologis, dimana skala Thurstone terdiri dari banyak butir pertanyaan atau pernyataan.

 

 

 Contoh instrumen ranah afektif

 Sikap terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia

1.       Definisi Konseptual Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek.

2.       Definisi operasional: sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek.


 

 

 

 

 

Kesimpulan

Penilaian memerlukan perhatian lebih dari seorang guru karena merupakan bagian penting dari pengembangan diri baik secara individu maupun kelompok dan merupakan kegiatan berkala yang mengumpulkan informasi yang konsisten untuk memahami kemampuan peserta didik dalam penelaahan.

Karakteristik yang dimiliki pada ranah afektif memiliki 5 ranah yaitu: 1) sikap, 2) minat, 3) kosnep diri, 4) nilai, 5) moral. Menurut Krathwohl (1961) tingkatan dalam ranah afektif ada lima, yaitu: receiving, responding, valuing, organization, dan characterization.

Adapun bentuk jenis non tes yang dapat digunakan pada ranah afektif yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) questioner, 4) skala sikap, dan 5) catatan insendental.

 

*Penulis : Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan dasar UMJ




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ! Simak Peta materi kelas 5 Kurikulum Merdeka Sem 1 2024/2025

Gak serukan memulai tanggal ajaran baru tapi kita gak tahu materi apa yang harus kita ajarkan di kelas 5 di kurikulum baru ini. Nah bagi tem...